Wednesday 16 May 2012

epe


A.    Definisi Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian terdiri dari kata ekonomi dan pertanian. Banyak definisi dari ekonomi  dan  pertanian  pada  buku-buku.  Namun  secara  singkat  dapat  diberikan  pengertiannya  sebagai berikut:
1.  Ekonomi  adalah  ilmu  yang  menjelaskan  hubungan  manusia  dengan  kebu-tuhannya,  baik  dengan  manusia  atau  dengan  non-manusia.  Sosial  adalah hubungan manusia dengan manusia, tidak boleh hubungan antara manusia dengan materi (non-manusia)
2.  Pertanian adalah salah satu cabang produksi biologis. Jadi  ekonomi  pertanian  adalah  bagian  ilmu  pertanian  yang  menjelaskan  fenomena pertanian dari sudut ekonomi, atau bagian dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada
sector pertanian.
Produksi adalah setiap usaha manusia yang menambah guna atau utility dari suatu barang atau  jasa  (definisi  menurut  Meyers).  Beribu  macam  produksi  di  dunia  ini,  akan  tetapi  semuanya itu berasal dari 4 (empat) cabang produksi yaitu:
1.       Pertanian
2.       Pertambangan
3.       Perindustrian
4.       Perdagangan/jasa
 Ada dua esensi dalam ciri khas dari pertanian yaitu:
1.  terdapat perubahan zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik
2.  terdapat sifat reproduksi atau berketurunan.
Berdasarkan ciri di atas maka usaha membuat tauge dari kedele tidak termasuk pertanian karena  disitu  tak  ada  sifat  reproduksi,  pada  hal  terdapat  perubahan  anorganik  menjadi  organik.  Apakah  ada usaha  yang  mempunyai  sifat  reproduksi  tanpa  ada  perubahan anorganik menjadi organik?  
Berdasarkan  esensi  dalam  ciri  khas  di  atas  maka  peternakan,  perikanan  dan  kehutanan termasuk pertanian (pertanian dalam arti luas). A.T.Mosher mengatakan bahwa pertanian itu terdiri dari usahatani (farm). Usaha tani adalah sebagian dari permukaan bumi tempat bercocok  tanam  atau memelihara  ternak  oleh  seorang  petani,  atau  satu  lembaga  atau badan tertentu lainnya. Usahatani itu adalah tanah. Usahatani itu dapat sebagai suatu cara hidup (a way of life), dapat sebagai perusahaan (the farm business).
B.    Sejarah Ekonomi Pertanian
Secara singkat dapat diuraikan sejarah timbulnya Ekonomi Pertanian.
1.  Di Eropah,  lahirnya ekonomi pertanian  berkaitan  dengan  lahirnya  ilmu pertanian. Nama orang-orang  yang  tercatat  pada  zaman  Romawi  adalah:  Cato,  Varo,  Paladius  dan Columella, mereka ini telah mulai sedikit meninjau pertanian dari sudut ilmu. Kemudian Justus  Moser,  J.C.Shurbart,  J.C.Bergen  dianggap  sebagai  perintis  dalam  ilmu  pertanian.
Heinrich Gottlob von Justi (1702-1771), menulis buku Abhandlung von den Hindernissen einer blahenden Landwirtschaft. Dalam buku itu antara lain dianjurkan: 
a)      Penghapusan kerja rodi,   
b)      Hak bersama atas lapangan pangonan, 
c)       Pembagian tanah-tanah luas dan pertukaran tanah. 
Penulis  lain  adalah  Johann  Beckmann,  bukunya  adalah  Grundsatze  der  deutschen Landwirtschaft.  Kemudian  Albrecht  Thaer  (1752-1828)  menulis  buku  Grundsatze  der  rationeller  Landwirtschaft,  dia  seorang  dokter  medis  di  Jerman  yang  mene-kuni  ilmu pertanian, dia mendirikan sekolah tinggi pertanian di Moglin   (1806),  dan  sejak inilah dianggap mula-mula timbul ilmu pertanian, belum   ekonomi  per-tanian.
Akhirnya  Von  der  Goltz  menulis  buku  Handbuch  der  Landwirtschaftli-  chen Betriebslehre  pada  tahun  1885,  dan  dialah  sebagai  bapak  penggubah  ilmu  ekonomi pertanian.  Dari  uraian  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  di  Eropah  mula-mula  timbul  ilmu Pertanian dan dari ilmu Pertanian lahir ilmu Ekonomi Pertanian. Kalau pertanian (bukan ilmu pertanian) timbul sejak zaman Mesir Kuno.
2.  Di Amerika Serikat,  pada tahun 1890 terjadi depresi pertanian di USA, karena itu tahun 1892 buat pertama diajarkan Rural Economics di Universitas Ohio. Tahun 1901 diberikan mata  pelajaran  Agricultural  Economics  dan  tahun  1903  mata  pelajaran  Farm Management di Universitas Cornell. Dari sini dapat diketahui Ekonomi Pertanian timbul dari  ilmu  Ekonomi.  Ilmu  Ekonomi  telah  lahir  sejak  lama,  sebelum  timbulnya  ilmu ekonomi pertanian. 
3.  Di  Indonesia,  di  Fakultas  Pertanian  IPB  (tahun  1950-an  IPB  itu  masih  Universitas Indonesia  atau  UI)  dan  di  UGM  diberikan  kuliah  Ekonomi  Pertanian  oleh  Iso Reksohadiprodjo dan Teko Sumodiwirjo. Mata pelajaran Ekonomi Pertanian berkembang pada  Fakultas  Pertanian  di  IPB,  sedangkan  di  UGM  berkembang  di  Fakultas  Ilmu-ilmu Sosial.
4.  Di Sumatera Utara, pada tahun 1955 berdiri Fakultas Pertanian USU di Medan, kemudian setelah  beberapa  tahun  kemudian  dikuliahkan  Ekonomi  Pertanian  yang  dipelopori  oleh D.H.Penny dan sejak  itu  berdiri  jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di  Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
C.     Model Ekonomi Pertanian
Dimulai dari komoditas pertanian yang diproduksi kemudian didistribusikan kepasar (terjadi permintaan dan penawaran), selanjutnya dari kegiatan  tersebut kan diperoleh pendapatan (income) baik dari pendapatan usahatani maupun luar usahatani.  Dari hasil pendapatan tersebut akan tersalurkan melalui pengeluaran (consumtion) usaha tani  maupun pengeluaran rumah tangga.









D.    Klasifikasi Pertanian: 
Belum  ada  klasifikasi  pertanian  yang  baku  sampai  saat  ini.  Pertanian  sering  digolong golongkan  menurut  keperluan  tertentu,  sering  tumpah  tindih,  sering  berbeda  di  lain daerah.  Tanaman  kentang  di  Indonesia  masuk  dalam  Horti-kultura,  di  Eropah  masuk dalam  bukan  Hortikultura  tetapi  tanaman  makanan.  Namun  demikian  dapat  dihimpun klasifikasi  pertanian    sebanyak  11  macam  penggolongan  pertanian.  Penggolongan  itu adalah sebagai berikut:
1.  Pertanian  dalam  arti  sempit  dan  luas.  Pertanian  dalam  arti  sempit  adalah bercocok  tanam,  jadi  hanya  kegiatan  usaha  tanaman.  Dalam  arti  luas  pertanianmeliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.
2.  Pertanian  Rakyat  dan  Perkebunan,  perbedaan  pertanian  rakyat  dengan perkebunan  terutama  terletak  dalam  luas  areal  dan  manajemennya.  Pertanian rakyat  termasuk  perkebunan  rakyat  dalam  areal  lebih  sempit  dan  manajemen sederhana.  Menurut  pemilikannya  perkebunan  dibagi  menjadi  perkebunan BUMN,  perkebunan  Swasta  Asing,  perkebunan  Swasta  Nasional,  Joint  venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.
3.  Pertanian  Tanaman  Makanan  dan  Perdagangan,  Penggolongan  ini  cukup lemah,  sebagai  contoh  tanaman  padi  adalah  bahan  untuk  makanan,  tetapi  juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis  yang dimaksud dengan tanaman perdagangan  secara  umum  komoditinya  bukan  untuk  sebagai  bahan  makanan.  Tanaman Makanan terdiri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.
4.  Pertanian  Hortikultur  dan  non-Hortikultur.  Hortikultur  terdiri  dari  buah-buahan,  sayur-sayuran  dan  bunga-bungaan.  Hasil  hortikultur  pada  umumnya mempunyai  sifat  mudah  busuk/rusak  (perishable)  dan  bermuatan  besar  (bulky  = volumeneous).  Sering  disebut  bahwa  sifat  seluruh  hasil  pertanian  adalah perishable dan  bulky, pada  hal  hasil pertanian  non-hortikultur tidak  mudah rusak dan  tidak  bulky  seperti  cengkeh,  jagung,  padi,  lada  dan  lainnya.  Karena  itu  hati-hati  dalam  menggeneralisasi  sifat-sifat  pertanian.  Di  Indonesia  tanaman  kentang termasuk  tanaman  hortikultura,  tetapi  di  Eropah,  misalnya  di  Belanda  termasuk tanaman makanan.
5.  Pertanian  Tanaman  Semusim  dan  Tanaman  Keras,    Tanaman  semu-sim sering  disebut  tanaman  muda  atau  tanaman  tahunan  atau  annual  crop.  Contoh annual  crop  adalah  padi,  jagung,  pisang,  cabe,  kentang,  kacangan,  dan sebagainya. Tanaman semusim ini dapat dibagi dua yaitu: 
a)      Sekali tanam sekali panen seperti padi, jagung. 
b)      Sekali  tanam  beberapa  kali  panen  seperti  cabe,  tomat  arcis,  buncis  dan sebagainya.
Tanaman  Keras  atau  perenial  crop  adalah  tanaman  yang  berumur  panjang  dan dapat  berbuah  atau  panen  berkali-kali.  Contohnya:  karet,  kelapa  sawit,  coklat, duren, mangga, asam gelugur, duku dan sebagainya.
6.  Pertanian  Subsisten  dan  Perusahaan,  Pertanian  subsisten  adalah  perta-nian yang  seluruh  hasilnya  digunakan  atau  dikonsumsi  sendiri  oleh  pro-dusennya. Contoh:  padi,  jagung,  ternak  ayam  yang  dipelihara  bertujuan  untuk  konsumsi sendiri, tidak ada maksud untuk dijual ke pasar. Pertanian subsisten secara murni pada saat ini dapat dikatakan sudah langka, hanya terdapat di daerah-daerah yang terisolasi  seperti  di  Nias.  Kalau  hasil  perta-nian  itu  hanya  cukup  untuk  dimakan maka  disebut  subsistence  level  of  living,    dan  kondisi  ini  sama  dengan  petani miskin.  Pertanian  perusahaan  atau  commercial  adalah  pertanian  yang  hasilnya bertujuan dijual ke pasar. Bukan  harus semua  hasil padi  seorang petani dijual ke pasar, boleh saja sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. Hasil tanamankaret pada umumumnya seluruhnya dijual ke pasar.
7.  Pertanian Generatif dan Ekstraktif,  Pertanian generatif adalah pertani-an yang telah  dilakukan  di  dalamnya  pemeliharaan/perlakuan  pada  proses  produksinya. Petani  terlibat  dalam  pemupukan,  dalam  pembrantasan  hama/penyakit,  dalam pemilihan  benih/bibit.  Pertanian  ekstraktif  (sammel-  wirtshaft)  adalah  usaha pertanian  yang  hanya  mengumpulkan  hasil,  misal-nya  pengambilan  rotan  di hutan, penebangan kayu hutan, pengambilan gubal gaharu di hutan, penangkapan ikan  di  laut.  Bila  rotan  atau  gaharu  sudah  dibudidayakan  maka  dia  berubah menjadi pertanian generafif.
8.  Pertanian  Lahan  Sawah  dan  Lahan  Kering,    lahan  sawah  adalah  lahan  yang pada  saat-saat  tertentu  digenangi  air  untuk  ditanami,  kalau  terus-menerus tergenang  air  disebut  kolam  atau  tambak.  Berdasarkan  sumber  airnya  sawah dibagi menjadi:
a)      Sawah  irigasi  (teknis  dan  setengah  teknis),  tadah  hujan,  rawa,  paluh  dan sebagainya. Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut irigasi, boleh juga dengan sprinkle, pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi.
b)      Lahan  kering  adalah  lahan  yang  senantiasa  diusahakan  kering,  lahan kering sering disebut lahan darat, tegalan, huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya terdapat di lahan kering.
9.  Pertanian Modern dan Tradisionil, pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi terhadap  jumlah  nilai  input  per  hektar,  pertanian  modern  dan  tradiosionil berkonotasi  ter-hadap  tingkat  penggunaan  teknologi.  Pertanian  modern menggunakan  teknologi  lebih  tinggi  daripada  pertanian  tradisionil.  Pertanian modern  banyak  menggunakan  mesin-mesin,  sedikit  memakai  tenaga  manual.  Pertanian  modern  belum  tentu  lebih  menguntungkan  dari-pada  pertanian tradisionil.  Pertanian  modern  di  Sumatera  Utara  belum  tentu  modern  bagi  petani di  USA.  Pertanian  modern  dapat  menimbulkan  pengangguran  di  perdesaan  di Indonesia.
10. Pertanian  Spesialisasi  dan  Diversifikasi,    pertanian  spesialisasi  disebut  juga pertanaman  sejenis  atau  monokulture  pada  usaha  tanaman.  Spesialisai  berarti mengusahakan  khusus  satu  jenis tanaman,  atau  satu  jenis  ternak  atau  satu  jenis ikan.  Pertanian  diversifikasi  disebut  juga  pertanian  campur-an.  Diversifikasi dalam  arti  sempit  mengusahakan  berbagai  jenis  tanaman  atau  berbagai  jenis ternak  atau  ikan.  Misalnya  seorang  petani  menanam  padi+jagung+pisang,  atau memelihara  kambing  +  bebek+ayam,  atau  me-melihara  ikan  lele+ikan  gurami.
Diversifikasi  dalam  arti  luas  adalah  meng-usahakan  tanaman+ternak,  misalnya usaha  ternak  lembu+tanaman  jagung,  atau  kombinasi  dengan  usaha  ikan  mas. Dalam arti  luas  ini  harus paling tidak kombinasi  dari usaha dari tanaman+ternak, atau ternak+ikan, atau ikan+hutan, atau tanaman+hutan. Dilihat dari output usaha, diversifikasi  dapat  dibagi  dua  yakni  diversifikasi  horizonral  dan  diversifikasi vertikal.  Usaha  horizontal  artinya  memberikan  output  natural  pertanian,  yaitu semua usaha divesifikasi yang telah disebutkan di atas. Usaha vertikal bila dalam satu  usaha  itu  mempunyai  output  natural  +  output  pengolahan,  misalnya  seorang pekebun sawit menjual buah TBS dan menjual minyak sawit, atau seorang petani menghasilkan  padi  dan  beras  atau  tepung  beras.  Untuk  usaha  tanaman  saja, sejalan dengan pengertian diversifikasi terdapat beberapa istilah khusus yakni:
a)      Tumpang gilir (multiple cropping),   
b)      Tumpang sari (inter cropping), 
c)       Bersisipan (relay cropping),  
d)      Bergiliran (squential planting).
11.  Pertanian  Intensif  dan  Ekstensif.  orang  awam  menganggap  pertanian intensif adalah pertanian yang memakai areal sempit dan banyak digunakan input, pertanian  ekstensif  adalah  pertanian  yang  arealnya  luas,  pemakaian  input  tidak disebutkan.  Intensif  atau  ekstensifnya  suatu  usaha  pertanian  dapat  ditunjukkan dalam  waktu  yang  sama  atau  berbeda,  antar  daerah,  antar  jenis  tanaman/  usaha.
Klasifikasi Menurut Sub Sektor:
Selain  klasifikasi  yang  telah  dijelaskan  di  atas,  masih  ada  lagi  klasisifikasi  khusus  pada Sub-sektor Peternakan, Perikanan, dan  Kehutanan. Adapun klasifikasi atau  istilah-istilah itu dapat diuraikan sebagai berikut.
1.  Peternakan
Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 1967 tentang ketentuan-  ketentuan  pokok peternakan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:
a)      Hewan  adalah  semua  binatang  yang  hidup  di  darat,  baik  yang dipelihara atau yang masih liar.
b)      Hewan  piara  adalah  hewan  yang  cara  hidupnya  sebagian  diten-tukan oleh manusia untuk maksud tertentu.
c)       Ternak  adalah  hewan  piara  yang  tempatnya,  reproduksinya, pemeliharaannya dan hasilnya telah dikelola oleh manusia. Istilah usaha ternak ikan mas, ternak lele adalah sangat salah dan keliru, karena ikan mas dan lelle bukan ternak. Tetapi kalau dikatakan usahatani ikan mas atau ushatani lele adalah lebih tepat.
d)      Berdasarkan golongan hewan,  ternak dibagi menjadi:
o   Ternak besar yaitu lembu/sapi, kerbau dan kuda.
o   Ternak kecil yaitu kambing, biri-biri dan babi.  
o   Ternak unggas yaitu ayam, bebek, angsa dan kalkun.
e)      Berdasarkan output ternak dibagi menjadi:
o   Ternak perah/susu yaitu sapi, kerbau, kambing, biri-biri.
o   Ternak daging yaitu semua ternak besar+ternak kecil dan ayam broiler.
f)        Ada  pula  istilah  ternak  dwi  guna  misalnya  ternak  sapi  potong  yang  berguna sebagai  sumber  daging  +  sumber  tenaga  kerja  (dalam  pengolahan  lahan  dan transportasi).      Ayam  dwiguna  artinya  dia  sebagai  ayam  peterlor  dan  sebagai sumber  daging.    Berdasarkan  sumber  gizi  makanan  manusia  maka  ternak dibagi menjadi ternak penghasil daging, penghasil susu dan telor.  Akhir-akhir ini  dalam  pertanian  rakyat,  hasil  ikutan  ternak  yakni  pupuk  kandang  sangat berperan dalam menaikkan produksi.  
2.    Perikanan
Berdasarkan tempat ekosistemnya  perikanan dapat dibagi menjadi:
a)      Perikanan laut, bersifat ektraktif.
b)      Perikanan darat di air tawar, bersifat budi daya.
 Berdasarkan output perikanan dapat dibagi menjadi:
a)      Golongan ikan, baik di laut dan di air tawar
b)      Golongan berkulit keras, termasuk udang 
c)       Golongan binatang lunak, kerang dan cumi-cumi.
d)      Golongan binatang lainnya, sotong, penyu, ubur-ubur.
Udang bukan ikan tetapi itu termasuk usaha perikanan
Perikanan darat terdiri dari : 
a)      Tambak, 
b)      Kolam, 
c)       Sawah, 
d)      Sungai dan 
e)      Danau. 
Pada  perikanan  darat  ini  ada  juga  yang  bersifat  ekstraktif  yaitu  penangkapan  di  perairan umum. Orang  yang  bermatapencaharian  di  perikanan  laut  disebut  nelayan,  orang  yang   membudidayakan ikan disebut petani ikan (bukan peternak ikan). Nelayan terdiri  dari: 
a)      nelayan buruh, 
b)      juragan  
c)       pemilik kapal.  
Ada orang yang mempunyai   profesi sebagai nelayan dan sekali gus sebagai petani ikan. Berdasarkan perahu/kapal penangkap ikan nelayan pemilik dibagi menjadi :
a)      nelayan tradisionil 
b)      nelayan bermotor. 
c)       Nelayan tradisional memakai perahu  tanpa  mesin/motor.  Bila  perahu  mempunyai  mesin yang ditempel di luar disebut  perahu  motor  tempel,  bila  perahu/kapal  telah  mempunyai mesin di dalam kapal  maka  disebut  kapal  motor.  Berdasarkan  besarnya  mesin  yang digunakan yang diukur dengan GT (Gross Ton), kapal dibagi menjadi 
d)      kapal kecil yaitu 5GT-10GT, 
e)      kapal sedang mempunyai mesin 15-30GT,
f)       kapal besar mempunyai mesin di atas 30GT.  Jika  disebutkan  nelayan  pemilik  berkapal  besar  berarti  pemilik  kapal  motor  untuk menangkap ikan itu mempunyai kekuatan di atas 30GT.
  3.   Kehutanan          
Menurut fungsinya hutan dapat dibagi menjadi:
a)      Hutan Lindung,  
b)      Hutan Produksi, 
Menurut pemilikan hutan dibagi menjadi: 
a)      Hutan Negara, 
b)      Hutan Rakyat. 
Menurut ekologinya hutan dapat dibagi menjadi : 
a)      Hutan Tropis, 
b)      Hutan Bakau, 
c)       dan lain-lain.  
Bila suatu areal hutan  yang belum pernah dijamah manusia maka disebut hutan original.  Pohon/tumbuhan  di  semua  jenis    hutan  diatas  tidak  ada  yang  ditanam  oleh manusia.  Bila  ditanam  kembali  oleh  manusia  karena  ditebang  maka  disebut  hutan reboisasi.
E.     PERSOALAN-PERSOALAN EKONOMI PERTANIAN

1.       Jarak Waktu (gestation period ) yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian
·         Nelayan penangkap ikan yang dapat menerima hasil setiap hari sehabismenjal; ikannya tidak punya masalah gestation period ini.
·         Tanaman pangan seperti padi jagung dan kacang-kacangan mempunyaipersoalan yang paling menarik.Untuk tanaman yang bersifat musimnanseperti ini maka pada musim panen (dalam keadaan pasar yang normal)terdapat harga yang rendah dan pada musim paceklik terdapat harga yangtinggi
2.       Pembiayaan Pertanian

Persoalan yang paling sulit dalam ekonomi pertanian adalah : persoalanpembiayaan. Hal ini dikarenakan adanya kemelaratan yang luas di kalanganpetani, keterlibatan mereka pada hutang, baik hutang biasa maupun dengansistem ijon. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberian kredit kepadapetani dengan bunga yang rendah dan dengan sistim yang sederhana / mudah.

3.       Tekanan Penduduk dan Pertanian.

Menurut Malthus (1888) pertumbuhan penduduk menurut deret ukur,sedangkan produksi bahan makanan hanya bertambahh menurut deret hitung.Ternyata keamjuan tehnologi mampu melipat gandakan produksi bahanmakanan dan produksi pertanian pada umumnya. Akan tetapi sampai sekarangHukumn Malthus tersebut masih dianut orang banyak.Pembagian penduduk di Indonesia tidak seimbang baik di Jawa Madura / Luar Jawa maupun antara kota dan desa. Luas pulau Jawa-Madura + 7 % dariIndonesia dan DKI hanya 0,03 % ternyata jumlah penduduknya mencapai + 64% dan 4 %.Komposisi penduduk di Indonesia yang tidak produktif (umur 0-14 th dan> 65 Th) mencapai 47 % dengan demikian tingkat ketergantungan adalahtinggi.Cara mengatasi tekanan penduduk tersebut usaha peningkatan intensifikasi pertanian usaha peningkatan ekstensifikasi pertanian usaha peningkatan diversifikasi pertanian- usaha peningkatan rehabilitasi pertanian- industrialisasi- pembatasan penduduk melalui KB transmigrasiDitinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat daritanda-tanda berikut :- persediaan tanah pertanian yang makin kecil.- produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun- bertambahnya pengangguran- memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-hutang pertanian.

4.       Pertanian Subsisten
Pertanian subsisten adalah suatu sistem bertani dimana tujuan utamanya dari si petani adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya besertakeluarganya. Penerimaan pertanian subsisten adalah apa yang dapatdinikmatinya secara pribadi dan bersama-sama masyarakat. Sedangkan biaya adalah apa yang tidak dapat dinikmatinya.

F.     Faktor produksi pertanian
Ada empat faktor produksi pertania yaitu:
a)      Alam, 
b)      Tenaga kerja,
c)       Modal,
d)      Pengelolaan (manajemen).
Faktor  produksi  alam  dan  tenaga  kerja  sering  disebut  sebagai  faktor  produksi  primer, faktor  produksi  modal  dan  pengolaan  disebut  faktor  produksi  sekunder.  Ada  literature menambahkan  faktor  produksi  Teknologi  sebagai  faktor  ke  lima.  Namun  disini dinyatakan  bahwa  faktor teknologi  itu  bukan  terpisah,  dia  hadir  atau  meresap  masuk  ke masing-masing  faktor produksi di atas. Ada teknologi  yang berkenaan dengan alam, ada teknologi  tersendiri  dalam  tenaga  kerja,  dalam  modal  dan  dalam  manajemen.  Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap empat. 
1.       Faktor Produksi Alam 
Faktor  produksi  alam  terdiri  dari  terdiri  dari  :  Udara,  Iklim,  Lahan,  Flora  dan  Fauna. Tanpa  faktor  produksi  alam  tidak  ada  produk  pertanian.  Tanpa  tanah/  lahan,  sinar matahari,  udara  dan  cahaya  tidak  ada  hasil  pertanian.  Orang  yang  kurang  memahami proses  produksi  pertanian  menganggap  faktor  produksi  yang  tidak  langka  atau  tidak terbatas (unscarcity) seperti udara, cahaya adalah tidak termasuk faktor produksi.
Tanah/lahan yang bersifat langka/terbatas (scarcity) adalah sebagai faktor produksi. Pada era sebelum Masehi tanah ini juga belum bersifat scarcity, sama halnya dengan udara dan cahaya.  Air  di  beberapa  daerah  masih  bersifat  unscarcity,  namun  di  beberapa  daerah sudah scarcity, karena itu dibangun irigasi, sprinkle dan kadang-kadang harus diciptakan hujan buatan.
Nelayan  menangkap  ikan  di  laut,  perusahaan  jungle  log  menebang  kayu  di  hutan.  Pernahkah  nelayan  memberi  makan  ikan  di  laut,  pernahkah  penebang  kayu  memberi pupuk  kayu  di  hutan??  Ikan  dan  kayu  itu  adalah  termasuk  fauna  dan  flora.  Analisis terhadap  fauna  dan  flora  sangat  kurang  sehingga  terlupakan.  Analisis  terhadap  faktor unscarcity banyak disoroti oleh orang-orang dalam bidang biologi dan lingkungan.
2.       Faktor Produksi Modal 
Modal  dalam  arti  ekonomi  adalah  hasil  produksi  yang  digunakan  untuk  menghasilkan produksi  selanjutnya.  Von  Bohm-Bawerk  menjelaskan  sebagai  berikut:  Segala  jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan masyarakat. Kekayaan itu digunakan:
a.       Sebagian untuk konsumsi.
b.      Sebagian untuk memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.
Perkataan  modal  atau  kapital  dalam  arti  sehari-hari  digunakan  dalam  bermacam  arti, yaitu: 
a.       modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang.
b.      modal dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, dan ini terlepas dari kerjanya.
Menurut sifatnya modal dibagi menjadi:
·         Modal  tetap  adalah  barang-barang  modal  yang  digunakan  dalam  proses produksi  yang  dapat  digunakan  beberapa  kali.  Meskipun  akhirnya  modal itu  tandas  atau  habis  juga,  tetapi  sama  sekali  tidak    terhisap  dalam  hasil. Contoh modal tetap : mesin, bangunan, alat-alat pertanian.
·         Modal  bergerak  adalah  barang-barang  modal  yang  dipakai  dalam  proses produksi  dan  habis  terpakai  dalam  proses  produksi.  Contoh  modal bergerak: pupuk, bahan bakar, bahan mentah.
Apakah ilmu itu termasuk modal??
1.  Menurut  Bordewyk,  ilmu  adalah  tidak  termasuk  modal.  Pekerjaan  otak  yang ditujukan  untuk  produksi  adalah  sebagai  tenaga  kerja.  Ilmu  bersifat  kekal,  tetapi  modal  tidak demikian.
2.  Menurut  Wagner,  ilmu  sama  dengan  modal.  Ilmu  dapat  disamakan  suatu  benda yang  dihasilkan  sendiri.  Ilmu  dapat  dipakai  menolong  dalam  membuat  barang. Orang/masyarakat berilmu menimbulkan kekuasaan ekonomi.
3.  Menurut  Polak,  modal  sebagai  kekuasaan  yang  terhimpun  atas  barang-barang termasuk yang belum digunakan.
Modal Fisik dan modal Manusiawi:
Modal fisik atau modal material dalam pertanian seperti alat-alat pertanian, bibit, pupuk, ternak, bangunan dan lain-lain. Modal  manusiawi  (human  capital)  seperti  biaya  untuk  pendidikan  petani, latihan  dan peningkatan  kesehatan  dan  lain-lain.  Modal  manusiawi  tidak  secara  langsung berpengaruh  terhadap  produksi,  akan  tetapi  dia  akan  dapat  menaikkan  produk-tivitas kerja pada waktu mendatang.
3.       Faktor Produksi Tenaga Kerja
Dalam  ilmu  ekonomi,  yang  dimaksud  dengan  tenaga  kerja  adalah  suatu  alat  kekusaan fisik  dan  otak  manusia  yang  tidak  dapat  dipisahkan  dari  manusia  dan  ditujukan  kepada usaha  produksi.  Tenaga  kerja  yang  bukan  bertujuan  usaha  produksi  misalnya  tenaga untuk sport disebut langkah bebas.
Bila seorang petani mempunyai ternak sapi yang digunakan membajak sawah, atau suatu perkebunan  yang  mempunyai  traktor  untuk  mengolah  tanah,  apakah  sapi  dan  traktor  itu termasuk  faktor  produksi  tenaga  kerja?    Sapi  dan  traktor  itu  bukan  faktor  tenaga  kerja, tetapi masuk dalam faktor produksi modal.  Faktor  produksi  tenaga  kerja  tidak  dapat  dipisahkan  dari  manusia,  sapi  dan  traktor  jelas berpisah  dengan  manusia.  Sapi  dan  traktor  dapat  menggantikan  tenaga  kerja  manusia dalam hal membajak dan mengolah tanah.
4.       Faktor Produksi Manajemen
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003). Faktor manajemen dipengaruhi oleh:
§  tingkat pendidikan
§  Pengalaman berusahatani
§  Skala usaha.
§  Besar kecilnya kredit
§  Macam komoditas.
Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama, mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan pendapatan yang diharapkan.
G.    Ekonomi Produksi dalam Pertanian
Profit maximum dan cost minimum
Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan analisis fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh, analisis biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap unitnya (kg).
Dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.
Begitu pula halnya dengan input yang digunakan dalam usahatani padi organik penambahan input produksi padi akan memberikan tambahan output usahatani padi. Akan tetapi penambahan input tersebut tidak selamanya memberikan tambahan produk. Ada saat dimana penambahan input produksi padi akan menurunkan produksi padi yang dihasilkan. Untuk itu alokasi sumberdaya yang tepat sangat penting dalam mencapai keberhasilan usahatani padi organik.
Cara lain untuk mengurangi biaya produksi dengan menerapkan metode tumpang sari/rotasi tanaman sehingga dapat memelihara keragaman species yang dapat mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT), menggunakan agen hayati lokal untuk membuat pestisida botani sendiri, memproduksi benih dan semaian sendiri, memelihara ternak (untuk mendapatkan manur, susu, telur, daging, dll), membuat pakan ternak di kebun sendiri, saling pinjam-meminjam peralatan dan mesin-mesin dengan tetangga sesama petani dan membeli peralatan yang dibuat secara lokal daripada membeli yang impor, menggunakan bahan-bahan konstruksi yang tersedia di daerah setempat (misalnya bengkel kompos, kandang ternak, alat-alat dll), bergabung dengan petani lain membentuk usaha simpan pinjam agar terhindar dari jeratan tengkulak dengan bunga yang mencekik leher.
H.    Elastisitas Produk dan Hubungan produk total, produk rata-rata, dan produk Marginal
a.       Pengertian Kenaikan Hasil Berkurang
Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (Law of Diminishing Returns) disingkat dengan LDR. LDR berlaku di sektor pertanian dan di luar pertanian. LDR berbunyi sebagai berikut:
“Bila satu faktor produksi ditambah terus dalam suatu proses produksi, ceterisparibus, maka mula-mula terjadi kenaikan hasil, kemudian kenaikan hasil itu menurun, lalu kenaikan hasil nol dan akhirnya kenaikan hasil negatif.”
Ceteris paribus artinya hal-hal lain bersifat tetap, faktor produksi lain tetap jumlahnya,hanya satu variabel tertentu yang berubah jumlahnya. Selain jumlah atau kuantitas maka kualitas faktor produksi itu juga sama.
Dalam LDR ini terdapat istilah-istilah produksi sebagai berikut:
1. TP (total product) atau produksi total yaitu jumlah produksi pada level pemberianinput tertentu. Input adalah faktor produksi atau bagian/unsur faktor produksi,misalnya input pupuk adalah bagian dari faktor produksi modal, luas lahan adalahbagian dari faktor produksi alam.
2. AP (average product) hasil rata-rata atau produksi rata-rata yaitu jumlah hasildibagi dengan jumlah input yang dipakai. Kalau AP tenaga kerja (labor) disingkatdengan APL (Average Product of Labor), kalau AP modal capital disingkat dengan APC (Average Product of Capital).
3. MP (marginal product) atau produk marjinal yaitu kenaikan hasil yang disebabkan oleh kenaikan atau pertambahan satu unit input. MP labor disingkat dengan MPL (Marginal Product of Labor) dan MP capital disingkat dengan MPC(Marginal Product of Capital), dan sebagainya.
LDR dapat dijelaskan bila satuan input dan output dalam satu proses produksi adalah kuantitatif, bila satuannya kualitatif sulit diterangkan, walaupun dalam proses produksi itu LDR berlaku. Kuantitatif artinya dapat diukur dengan satuan tertentu, misalnya jumlah output dan input dalam satuan Kg, Liter, hektar dan sebagainya. Kalau satuan hasil (output) maupun satuan input tidak secara kuantitatif, misalnya produksi sangat baik atau kurang baik, satuan input misalnya sangat banyak, agak kurang, maka LDR tidak dapat menjelaskannya. Ingat bahwa LDR berlaku jika hanya satu input yang berubah atau bertambah atau berkurang,misalnya hanya jumlah pupuk yang bertambah dari 100 kg per hekta menjadi 150 kg perhektar, jenis pupuknya adalah sama, factor-faktor yang lainnya adalah tetap. Faktor-faktorlain itu misalnya penyiangan tanaman, penyemprotan hama (dalam fisik dan biayanyamodal) dan lain-lain. Kalau jumlah labor dan modal sama-sama berubah maka LDR tidak dapat berfungsi.


Elastisitas Produksi:
Elastisitas produksi, disingkat dengan Ep, adalah suatu konsep yang menyatakan perbandingan persentase perubahan jumlah output (Y) dengan persentase perubahan jumlah input (X). Atau secara singkat dapat dinyatakan:
Ep =
Dengan kata lain :
Ep =
AP = Y/X, jadi 1/AP = (1)/(Y/X) = (1)/(AP)

Pada kurva LDR, pada titik optimum nilai Ep = 1, maka pada titik itu atau pada saat perpotongan kurva MP dengan kurva AP sehingga diperoleh nilai MP = AP. Pada titik maksimum TP terdapat nilai EP = 0, dan nilai MP = 0. Dengan demikian daerah efisien pada LDR terletak antara:
1Ep 1
Kurva LDR yang telah digambarkan adalah penjelasan teoritis. Kenyataannya di lapangan tidaklah pernah diperoleh daerah kurva inefisien, bahkan titik maksi-mum juga jarang diperoleh, kecuali dengan sengaja dibuat percobaan.

No comments:

Post a Comment