A.
Definisi Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian terdiri dari kata ekonomi dan
pertanian. Banyak definisi dari ekonomi
dan pertanian pada
buku-buku. Namun secara
singkat dapat diberikan
pengertiannya sebagai berikut:
1. Ekonomi
adalah ilmu yang
menjelaskan hubungan manusia
dengan kebu-tuhannya, baik
dengan manusia atau
dengan non-manusia. Sosial
adalah hubungan manusia dengan manusia, tidak boleh hubungan antara
manusia dengan materi (non-manusia)
2. Pertanian
adalah salah satu cabang produksi biologis. Jadi ekonomi
pertanian adalah bagian
ilmu pertanian yang
menjelaskan fenomena pertanian
dari sudut ekonomi, atau bagian dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada
sector pertanian.
sector pertanian.
Produksi adalah setiap usaha manusia yang menambah
guna atau utility dari suatu barang atau
jasa (definisi menurut
Meyers). Beribu macam
produksi di dunia
ini, akan tetapi
semuanya itu berasal dari 4 (empat) cabang produksi yaitu:
1.
Pertanian
2.
Pertambangan
3.
Perindustrian
4.
Perdagangan/jasa
Ada dua esensi dalam ciri khas
dari pertanian yaitu:
1. terdapat
perubahan zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik
2. terdapat
sifat reproduksi atau berketurunan.
Berdasarkan ciri di atas maka usaha membuat tauge dari
kedele tidak termasuk pertanian karena
disitu tak ada
sifat reproduksi, pada
hal terdapat perubahan
anorganik menjadi organik.
Apakah ada usaha yang
mempunyai sifat reproduksi
tanpa ada perubahan anorganik menjadi organik?
Berdasarkan
esensi dalam ciri
khas di atas
maka peternakan, perikanan
dan kehutanan termasuk pertanian
(pertanian dalam arti luas). A.T.Mosher mengatakan bahwa pertanian itu terdiri
dari usahatani (farm). Usaha tani adalah sebagian dari permukaan bumi tempat
bercocok tanam atau memelihara ternak
oleh seorang petani,
atau satu lembaga
atau badan tertentu lainnya. Usahatani itu adalah tanah. Usahatani itu
dapat sebagai suatu cara hidup (a way of life), dapat sebagai perusahaan (the
farm business).
B.
Sejarah Ekonomi Pertanian
Secara singkat dapat diuraikan sejarah timbulnya Ekonomi Pertanian.
1. Di
Eropah, lahirnya ekonomi pertanian berkaitan
dengan lahirnya ilmu pertanian. Nama orang-orang yang
tercatat pada zaman
Romawi adalah: Cato,
Varo, Paladius dan Columella, mereka ini telah mulai sedikit
meninjau pertanian dari sudut ilmu. Kemudian Justus Moser,
J.C.Shurbart, J.C.Bergen dianggap
sebagai perintis dalam
ilmu pertanian.
Heinrich Gottlob von Justi (1702-1771), menulis buku
Abhandlung von den Hindernissen einer blahenden Landwirtschaft. Dalam buku itu
antara lain dianjurkan:
a)
Penghapusan kerja rodi,
b)
Hak bersama atas lapangan pangonan,
c)
Pembagian tanah-tanah luas dan pertukaran
tanah.
Penulis lain adalah
Johann Beckmann, bukunya
adalah Grundsatze der
deutschen Landwirtschaft.
Kemudian Albrecht Thaer
(1752-1828) menulis buku
Grundsatze der rationeller
Landwirtschaft, dia seorang
dokter medis di
Jerman yang mene-kuni
ilmu pertanian, dia mendirikan sekolah tinggi pertanian di Moglin (1806),
dan sejak inilah dianggap
mula-mula timbul ilmu pertanian, belum
ekonomi per-tanian.
Akhirnya
Von der Goltz
menulis buku Handbuch
der Landwirtschaftli- chen Betriebslehre pada
tahun 1885, dan
dialah sebagai bapak
penggubah ilmu ekonomi pertanian. Dari
uraian di atas
dapat diketahui bahwa
di Eropah mula-mula
timbul ilmu Pertanian dan dari
ilmu Pertanian lahir ilmu Ekonomi Pertanian. Kalau pertanian (bukan ilmu
pertanian) timbul sejak zaman Mesir Kuno.
2. Di Amerika
Serikat, pada tahun 1890 terjadi depresi
pertanian di USA, karena itu tahun 1892 buat pertama diajarkan Rural Economics
di Universitas Ohio. Tahun 1901 diberikan mata
pelajaran Agricultural Economics
dan tahun 1903
mata pelajaran Farm Management di Universitas Cornell. Dari
sini dapat diketahui Ekonomi Pertanian timbul dari ilmu
Ekonomi. Ilmu Ekonomi
telah lahir sejak
lama, sebelum timbulnya
ilmu ekonomi pertanian.
3. Di Indonesia,
di Fakultas Pertanian
IPB (tahun 1950-an
IPB itu masih
Universitas Indonesia atau UI)
dan di UGM
diberikan kuliah Ekonomi
Pertanian oleh Iso Reksohadiprodjo dan Teko Sumodiwirjo.
Mata pelajaran Ekonomi Pertanian berkembang pada Fakultas
Pertanian di IPB,
sedangkan di UGM
berkembang di Fakultas
Ilmu-ilmu Sosial.
4. Di Sumatera
Utara, pada tahun 1955 berdiri Fakultas Pertanian USU di Medan, kemudian
setelah beberapa tahun
kemudian dikuliahkan Ekonomi
Pertanian yang dipelopori
oleh D.H.Penny dan sejak itu berdiri
jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
C.
Model Ekonomi Pertanian

D.
Klasifikasi Pertanian:
Belum ada klasifikasi
pertanian yang baku
sampai saat ini.
Pertanian sering digolong golongkan menurut
keperluan tertentu, sering
tumpah tindih, sering
berbeda di lain daerah.
Tanaman kentang di
Indonesia masuk dalam
Horti-kultura, di Eropah
masuk dalam bukan Hortikultura
tetapi tanaman makanan.
Namun demikian dapat
dihimpun klasifikasi pertanian sebanyak
11 macam penggolongan
pertanian. Penggolongan itu adalah sebagai berikut:
1. Pertanian dalam
arti sempit dan
luas. Pertanian dalam
arti sempit adalah bercocok tanam,
jadi hanya kegiatan
usaha tanaman. Dalam
arti luas pertanianmeliputi bercocok tanam, kehutanan,
perikanan dan peternakan.
2.
Pertanian Rakyat dan
Perkebunan, perbedaan pertanian
rakyat dengan perkebunan terutama
terletak dalam luas
areal dan manajemennya.
Pertanian rakyat termasuk perkebunan
rakyat dalam areal
lebih sempit dan
manajemen sederhana. Menurut pemilikannya
perkebunan dibagi menjadi
perkebunan BUMN, perkebunan Swasta
Asing, perkebunan Swasta
Nasional, Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal
juga PIR unggas.
3.
Pertanian Tanaman Makanan
dan Perdagangan, Penggolongan
ini cukup lemah, sebagai
contoh tanaman padi
adalah bahan untuk
makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan
praktis yang dimaksud dengan tanaman
perdagangan secara umum
komoditinya bukan untuk
sebagai bahan makanan.
Tanaman Makanan terdiri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.
4.
Pertanian Hortikultur dan
non-Hortikultur. Hortikultur terdiri
dari buah-buahan, sayur-sayuran
dan bunga-bungaan. Hasil
hortikultur pada umumnya mempunyai sifat
mudah busuk/rusak (perishable)
dan bermuatan besar
(bulky = volumeneous). Sering
disebut bahwa sifat
seluruh hasil pertanian
adalah perishable dan bulky,
pada hal
hasil pertanian non-hortikultur
tidak mudah rusak dan tidak
bulky seperti cengkeh,
jagung, padi, lada
dan lainnya. Karena
itu hati-hati dalam
menggeneralisasi sifat-sifat pertanian.
Di Indonesia tanaman
kentang termasuk tanaman hortikultura,
tetapi di Eropah,
misalnya di Belanda
termasuk tanaman makanan.
5.
Pertanian Tanaman Semusim
dan Tanaman Keras,
Tanaman semu-sim sering disebut
tanaman muda atau
tanaman tahunan atau
annual crop. Contoh annual
crop adalah padi,
jagung, pisang, cabe,
kentang, kacangan, dan sebagainya. Tanaman semusim ini dapat dibagi
dua yaitu:
a)
Sekali tanam sekali panen seperti padi,
jagung.
b)
Sekali
tanam beberapa kali
panen seperti cabe,
tomat arcis, buncis
dan sebagainya.
Tanaman
Keras atau perenial
crop adalah tanaman
yang berumur panjang
dan dapat berbuah atau
panen berkali-kali. Contohnya:
karet, kelapa sawit,
coklat, duren, mangga, asam gelugur, duku dan sebagainya.
6.
Pertanian Subsisten dan
Perusahaan, Pertanian subsisten
adalah perta-nian yang seluruh
hasilnya digunakan atau dikonsumsi sendiri
oleh pro-dusennya. Contoh: padi,
jagung, ternak ayam
yang dipelihara bertujuan
untuk konsumsi sendiri, tidak ada
maksud untuk dijual ke pasar. Pertanian subsisten secara murni pada saat ini
dapat dikatakan sudah langka, hanya terdapat di daerah-daerah yang terisolasi seperti
di Nias. Kalau
hasil perta-nian itu
hanya cukup untuk
dimakan maka disebut subsistence
level of living,
dan kondisi ini
sama dengan petani miskin. Pertanian
perusahaan atau commercial
adalah pertanian yang
hasilnya bertujuan dijual ke pasar. Bukan harus semua
hasil padi seorang petani dijual
ke pasar, boleh saja sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. Hasil
tanamankaret pada umumumnya seluruhnya dijual ke pasar.
7. Pertanian
Generatif dan Ekstraktif, Pertanian generatif
adalah pertani-an yang telah
dilakukan di dalamnya
pemeliharaan/perlakuan pada proses
produksinya. Petani terlibat dalam
pemupukan, dalam pembrantasan
hama/penyakit, dalam pemilihan benih/bibit.
Pertanian ekstraktif (sammel-
wirtshaft) adalah usaha pertanian yang
hanya mengumpulkan hasil,
misal-nya pengambilan rotan
di hutan, penebangan kayu hutan, pengambilan gubal gaharu di hutan,
penangkapan ikan di laut.
Bila rotan atau
gaharu sudah dibudidayakan
maka dia berubah menjadi pertanian generafif.
8.
Pertanian Lahan Sawah
dan Lahan Kering,
lahan sawah adalah
lahan yang pada saat-saat
tertentu digenangi air
untuk ditanami, kalau
terus-menerus tergenang air disebut
kolam atau tambak.
Berdasarkan sumber airnya
sawah dibagi menjadi:
a)
Sawah
irigasi (teknis dan
setengah teknis), tadah
hujan, rawa, paluh
dan sebagainya. Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut irigasi,
boleh juga dengan sprinkle, pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi.
b)
Lahan
kering adalah lahan
yang senantiasa diusahakan
kering, lahan kering sering
disebut lahan darat, tegalan, huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada
umumnya terdapat di lahan kering.
9. Pertanian
Modern dan Tradisionil, pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi terhadap jumlah
nilai input per
hektar, pertanian modern
dan tradiosionil berkonotasi ter-hadap
tingkat penggunaan teknologi.
Pertanian modern menggunakan teknologi
lebih tinggi daripada
pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak
menggunakan mesin-mesin, sedikit
memakai tenaga manual.
Pertanian modern belum
tentu lebih menguntungkan
dari-pada pertanian tradisionil. Pertanian
modern di Sumatera
Utara belum tentu
modern bagi petani di
USA. Pertanian modern
dapat menimbulkan pengangguran
di perdesaan di Indonesia.
10. Pertanian
Spesialisasi dan Diversifikasi, pertanian
spesialisasi disebut juga pertanaman sejenis
atau monokulture pada
usaha tanaman. Spesialisai
berarti mengusahakan khusus satu
jenis tanaman, atau satu
jenis ternak atau
satu jenis ikan. Pertanian
diversifikasi disebut juga
pertanian campur-an. Diversifikasi dalam arti
sempit mengusahakan berbagai
jenis tanaman atau
berbagai jenis ternak atau
ikan. Misalnya seorang
petani menanam padi+jagung+pisang, atau memelihara kambing
+ bebek+ayam, atau
me-melihara ikan lele+ikan
gurami.
Diversifikasi
dalam arti luas
adalah meng-usahakan tanaman+ternak, misalnya usaha ternak
lembu+tanaman jagung, atau
kombinasi dengan usaha
ikan mas. Dalam arti luas
ini harus paling tidak kombinasi dari usaha dari tanaman+ternak, atau
ternak+ikan, atau ikan+hutan, atau tanaman+hutan. Dilihat dari output usaha, diversifikasi dapat
dibagi dua yakni
diversifikasi horizonral dan
diversifikasi vertikal.
Usaha horizontal artinya
memberikan output natural
pertanian, yaitu semua usaha
divesifikasi yang telah disebutkan di atas. Usaha vertikal bila dalam satu usaha
itu mempunyai output
natural + output
pengolahan, misalnya seorang pekebun sawit menjual buah TBS dan
menjual minyak sawit, atau seorang petani menghasilkan padi
dan beras atau
tepung beras. Untuk
usaha tanaman saja, sejalan dengan pengertian diversifikasi
terdapat beberapa istilah khusus yakni:
a)
Tumpang gilir (multiple cropping),
b)
Tumpang sari (inter cropping),
c)
Bersisipan (relay cropping),
d)
Bergiliran (squential planting).
11.
Pertanian Intensif dan
Ekstensif. orang awam
menganggap pertanian intensif
adalah pertanian yang memakai areal sempit dan banyak digunakan input, pertanian ekstensif adalah
pertanian yang arealnya
luas, pemakaian input
tidak disebutkan. Intensif atau
ekstensifnya suatu usaha pertanian
dapat ditunjukkan dalam waktu
yang sama atau
berbeda, antar daerah,
antar jenis tanaman/
usaha.
Klasifikasi Menurut Sub Sektor:
Selain
klasifikasi yang telah
dijelaskan di atas,
masih ada lagi
klasisifikasi khusus pada Sub-sektor Peternakan, Perikanan,
dan Kehutanan. Adapun klasifikasi
atau istilah-istilah itu dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Peternakan
Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 1967 tentang
ketentuan- ketentuan pokok peternakan dijelaskan beberapa istilah
sebagai berikut:
a)
Hewan adalah
semua binatang yang
hidup di darat,
baik yang dipelihara atau
yang masih liar.
b)
Hewan piara
adalah hewan yang
cara hidupnya sebagian
diten-tukan oleh manusia untuk maksud tertentu.
c)
Ternak adalah
hewan piara yang
tempatnya, reproduksinya, pemeliharaannya
dan hasilnya telah dikelola oleh manusia. Istilah usaha ternak ikan mas, ternak
lele adalah sangat salah dan keliru, karena ikan mas dan lelle bukan ternak.
Tetapi kalau dikatakan usahatani ikan mas atau ushatani lele adalah lebih
tepat.
d)
Berdasarkan
golongan hewan, ternak dibagi menjadi:
o
Ternak besar yaitu lembu/sapi, kerbau dan kuda.
o
Ternak kecil yaitu kambing, biri-biri dan babi.
o
Ternak unggas yaitu ayam, bebek, angsa dan
kalkun.
e)
Berdasarkan
output ternak dibagi menjadi:
o
Ternak perah/susu yaitu sapi, kerbau, kambing,
biri-biri.
o
Ternak daging yaitu semua ternak besar+ternak
kecil dan ayam broiler.
f)
Ada
pula istilah ternak
dwi guna misalnya
ternak sapi potong
yang berguna sebagai sumber
daging + sumber
tenaga kerja (dalam
pengolahan lahan dan transportasi). Ayam
dwiguna artinya dia
sebagai ayam peterlor
dan sebagai sumber daging.
Berdasarkan sumber gizi
makanan manusia maka
ternak dibagi menjadi ternak penghasil daging, penghasil susu dan
telor. Akhir-akhir ini dalam
pertanian rakyat, hasil
ikutan ternak yakni
pupuk kandang sangat berperan dalam menaikkan
produksi.
2. Perikanan
Berdasarkan tempat ekosistemnya
perikanan dapat dibagi menjadi:
a)
Perikanan laut, bersifat ektraktif.
b)
Perikanan darat di air tawar, bersifat budi
daya.
Berdasarkan output perikanan dapat
dibagi menjadi:
a)
Golongan ikan, baik di laut dan di air tawar
b)
Golongan berkulit keras, termasuk udang
c)
Golongan binatang lunak, kerang dan cumi-cumi.
d)
Golongan binatang lainnya, sotong, penyu,
ubur-ubur.
Udang bukan ikan tetapi itu termasuk
usaha perikanan
Perikanan darat terdiri dari :
a)
Tambak,
b)
Kolam,
c)
Sawah,
d)
Sungai dan
e)
Danau.
Pada perikanan darat
ini ada juga
yang bersifat ekstraktif
yaitu penangkapan di perairan umum. Orang yang
bermatapencaharian di perikanan
laut disebut nelayan,
orang yang membudidayakan ikan disebut petani ikan
(bukan peternak ikan). Nelayan terdiri
dari:
a)
nelayan
buruh,
b)
juragan
c)
pemilik
kapal.
Ada orang yang mempunyai profesi sebagai nelayan dan sekali gus
sebagai petani ikan. Berdasarkan perahu/kapal penangkap ikan nelayan pemilik
dibagi menjadi :
a)
nelayan
tradisionil
b)
nelayan
bermotor.
c)
Nelayan tradisional memakai perahu tanpa
mesin/motor. Bila perahu
mempunyai mesin yang ditempel di
luar disebut perahu motor
tempel, bila perahu/kapal
telah mempunyai mesin di dalam
kapal maka disebut
kapal motor. Berdasarkan
besarnya mesin yang digunakan yang diukur dengan GT (Gross
Ton), kapal dibagi menjadi
d)
kapal
kecil yaitu 5GT-10GT,
e)
kapal
sedang mempunyai mesin 15-30GT,
f)
kapal
besar mempunyai mesin di atas 30GT. Jika disebutkan
nelayan pemilik berkapal
besar berarti pemilik
kapal motor untuk menangkap ikan itu mempunyai kekuatan
di atas 30GT.
3. Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dapat dibagi menjadi:
a)
Hutan
Lindung,
b)
Hutan
Produksi,
Menurut pemilikan hutan dibagi menjadi:
a)
Hutan
Negara,
b)
Hutan
Rakyat.
Menurut ekologinya hutan dapat dibagi menjadi :
a)
Hutan
Tropis,
b)
Hutan
Bakau,
c)
dan
lain-lain.
Bila suatu areal hutan
yang belum pernah dijamah manusia maka disebut hutan original. Pohon/tumbuhan di
semua jenis hutan
diatas tidak ada yang ditanam
oleh manusia. Bila ditanam
kembali oleh manusia
karena ditebang maka
disebut hutan reboisasi.
E.
PERSOALAN-PERSOALAN
EKONOMI PERTANIAN
1.
Jarak
Waktu (gestation period ) yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan
dalam pertanian
·
Nelayan
penangkap ikan yang dapat menerima hasil setiap hari sehabismenjal; ikannya
tidak punya masalah gestation period ini.
·
Tanaman
pangan seperti padi jagung dan kacang-kacangan mempunyaipersoalan yang paling
menarik.Untuk tanaman yang bersifat musimnanseperti ini maka pada musim panen
(dalam keadaan pasar yang normal)terdapat harga yang rendah dan pada musim
paceklik terdapat harga yangtinggi
2.
Pembiayaan
Pertanian
Persoalan yang
paling sulit dalam ekonomi pertanian adalah : persoalanpembiayaan. Hal ini
dikarenakan adanya kemelaratan yang luas di kalanganpetani, keterlibatan mereka
pada hutang, baik hutang biasa maupun dengansistem ijon. Untuk mengatasi hal
ini diperlukan pemberian kredit kepadapetani dengan bunga yang rendah dan
dengan sistim yang sederhana / mudah.
3.
Tekanan
Penduduk dan Pertanian.
Menurut Malthus
(1888) pertumbuhan penduduk menurut deret ukur,sedangkan produksi bahan makanan
hanya bertambahh menurut deret hitung.Ternyata keamjuan tehnologi mampu melipat
gandakan produksi bahanmakanan dan produksi pertanian pada umumnya. Akan tetapi
sampai sekarangHukumn Malthus tersebut masih dianut orang banyak.Pembagian
penduduk di Indonesia tidak seimbang baik di Jawa Madura / Luar Jawa maupun
antara kota dan desa. Luas pulau Jawa-Madura + 7 % dariIndonesia dan DKI hanya
0,03 % ternyata jumlah penduduknya mencapai + 64% dan 4 %.Komposisi penduduk di
Indonesia yang tidak produktif (umur 0-14 th dan> 65 Th) mencapai 47 %
dengan demikian tingkat ketergantungan adalahtinggi.Cara mengatasi tekanan
penduduk tersebut usaha peningkatan intensifikasi pertanian usaha peningkatan
ekstensifikasi pertanian usaha peningkatan diversifikasi pertanian- usaha
peningkatan rehabilitasi pertanian- industrialisasi- pembatasan penduduk
melalui KB transmigrasiDitinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya
persoalan penduduk dapat dilihat daritanda-tanda berikut :- persediaan tanah
pertanian yang makin kecil.- produksi bahan makanan per jiwa yang terus
menurun- bertambahnya pengangguran- memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah
dan bertambahnya hutang-hutang pertanian.
4.
Pertanian
Subsisten
Pertanian subsisten adalah suatu sistem
bertani dimana tujuan utamanya dari si petani adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya besertakeluarganya. Penerimaan pertanian subsisten adalah apa yang
dapatdinikmatinya secara pribadi dan bersama-sama masyarakat. Sedangkan biaya
adalah apa yang tidak dapat dinikmatinya.
F.
Faktor produksi pertanian
Ada empat faktor produksi pertania yaitu:
a)
Alam,
b)
Tenaga kerja,
c)
Modal,
d)
Pengelolaan (manajemen).
Faktor
produksi alam dan
tenaga kerja sering
disebut sebagai faktor
produksi primer, faktor produksi
modal dan pengolaan
disebut faktor produksi
sekunder. Ada literature menambahkan faktor
produksi Teknologi sebagai
faktor ke lima.
Namun disini dinyatakan bahwa
faktor teknologi itu bukan
terpisah, dia hadir
atau meresap masuk
ke masing-masing faktor produksi
di atas. Ada teknologi yang berkenaan
dengan alam, ada teknologi
tersendiri dalam tenaga
kerja, dalam modal
dan dalam manajemen.
Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap empat.
1. Faktor Produksi Alam
Faktor
produksi alam terdiri
dari terdiri dari
: Udara, Iklim,
Lahan, Flora dan
Fauna. Tanpa faktor produksi
alam tidak ada
produk pertanian. Tanpa
tanah/ lahan, sinar matahari, udara
dan cahaya tidak
ada hasil pertanian.
Orang yang kurang
memahami proses produksi pertanian
menganggap faktor produksi
yang tidak langka
atau tidak terbatas (unscarcity)
seperti udara, cahaya adalah tidak termasuk faktor produksi.
Tanah/lahan yang bersifat langka/terbatas (scarcity)
adalah sebagai faktor produksi. Pada era sebelum Masehi tanah ini juga belum
bersifat scarcity, sama halnya dengan udara dan cahaya. Air
di beberapa daerah
masih bersifat unscarcity,
namun di beberapa
daerah sudah scarcity, karena itu dibangun irigasi, sprinkle dan
kadang-kadang harus diciptakan hujan buatan.
Nelayan
menangkap ikan di
laut, perusahaan jungle
log menebang kayu
di hutan. Pernahkah
nelayan memberi makan
ikan di laut,
pernahkah penebang kayu
memberi pupuk kayu di
hutan?? Ikan dan
kayu itu adalah
termasuk fauna dan
flora. Analisis terhadap fauna
dan flora sangat
kurang sehingga terlupakan.
Analisis terhadap faktor unscarcity banyak disoroti oleh
orang-orang dalam bidang biologi dan lingkungan.
2. Faktor Produksi Modal
Modal
dalam arti ekonomi
adalah hasil produksi
yang digunakan untuk
menghasilkan produksi
selanjutnya. Von Bohm-Bawerk
menjelaskan sebagai berikut:
Segala jenis barang yang
dihasilkan dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan masyarakat. Kekayaan itu
digunakan:
a.
Sebagian
untuk konsumsi.
b.
Sebagian
untuk memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal
masyarakat atau modal sosial.
Perkataan modal atau
kapital dalam arti
sehari-hari digunakan dalam
bermacam arti, yaitu:
a.
modal
sama artinya dengan harta kekayaan seseorang.
b.
modal
dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, dan ini terlepas
dari kerjanya.
Menurut sifatnya modal dibagi menjadi:
·
Modal tetap
adalah barang-barang modal
yang digunakan dalam
proses produksi yang dapat
digunakan beberapa kali.
Meskipun akhirnya modal itu
tandas atau habis
juga, tetapi sama
sekali tidak terhisap
dalam hasil. Contoh modal tetap :
mesin, bangunan, alat-alat pertanian.
·
Modal bergerak
adalah barang-barang modal
yang dipakai dalam
proses produksi dan habis
terpakai dalam proses
produksi. Contoh modal bergerak: pupuk, bahan bakar, bahan
mentah.
Apakah ilmu itu termasuk modal??
1. Menurut Bordewyk,
ilmu adalah tidak
termasuk modal. Pekerjaan
otak yang ditujukan untuk
produksi adalah sebagai
tenaga kerja. Ilmu
bersifat kekal, tetapi
modal tidak demikian.
2. Menurut Wagner,
ilmu sama dengan
modal. Ilmu dapat
disamakan suatu benda yang
dihasilkan sendiri. Ilmu
dapat dipakai menolong
dalam membuat barang. Orang/masyarakat berilmu menimbulkan
kekuasaan ekonomi.
3. Menurut Polak,
modal sebagai kekuasaan
yang terhimpun atas
barang-barang termasuk yang belum digunakan.
Modal Fisik dan modal Manusiawi:
Modal fisik atau modal material dalam pertanian
seperti alat-alat pertanian, bibit, pupuk, ternak, bangunan dan lain-lain. Modal manusiawi
(human capital) seperti
biaya untuk pendidikan
petani, latihan dan peningkatan kesehatan
dan lain-lain. Modal
manusiawi tidak secara
langsung berpengaruh
terhadap produksi, akan
tetapi dia akan
dapat menaikkan produk-tivitas kerja pada waktu mendatang.
3. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi,
yang dimaksud dengan
tenaga kerja adalah
suatu alat kekusaan fisik dan
otak manusia yang
tidak dapat dipisahkan
dari manusia dan
ditujukan kepada usaha produksi.
Tenaga kerja yang
bukan bertujuan usaha
produksi misalnya tenaga untuk sport disebut langkah bebas.
Bila seorang petani mempunyai ternak sapi yang digunakan
membajak sawah, atau suatu perkebunan
yang mempunyai traktor
untuk mengolah tanah,
apakah sapi dan
traktor itu termasuk faktor
produksi tenaga kerja?
Sapi dan traktor
itu bukan faktor
tenaga kerja, tetapi masuk dalam
faktor produksi modal. Faktor produksi
tenaga kerja tidak
dapat dipisahkan dari
manusia, sapi dan
traktor jelas berpisah dengan
manusia. Sapi dan
traktor dapat menggantikan
tenaga kerja manusia dalam hal membajak dan mengolah
tanah.
4.
Faktor
Produksi Manajemen
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan
dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses
produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan,
maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam
tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003). Faktor
manajemen dipengaruhi oleh:
§
tingkat pendidikan
§
Pengalaman berusahatani
§
Skala usaha.
§
Besar kecilnya kredit
§
Macam komoditas.
Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan
usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama,
mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang
dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu
mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus
didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam
memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti
bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan
kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara
pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan
pendapatan yang diharapkan.
G.
Ekonomi Produksi dalam Pertanian
Profit maximum dan cost minimum
Keuntungan
usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk
mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan analisis
fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh, analisis
biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap unitnya (kg).
Dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau
petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost
Minimization”. Profit maximization
adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang
maksimal, sedangkan cost minimization
adalah menekankan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan
output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan
output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input
yang digunakan.
Begitu pula halnya dengan input yang digunakan dalam
usahatani padi organik penambahan input produksi padi akan memberikan tambahan
output usahatani padi. Akan tetapi penambahan input tersebut tidak selamanya
memberikan tambahan produk. Ada saat dimana penambahan input produksi padi akan
menurunkan produksi padi yang dihasilkan. Untuk itu alokasi sumberdaya yang
tepat sangat penting dalam mencapai keberhasilan usahatani padi organik.
Cara lain untuk mengurangi biaya produksi dengan menerapkan
metode tumpang sari/rotasi tanaman sehingga dapat memelihara keragaman species
yang dapat mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT), menggunakan agen
hayati lokal untuk membuat pestisida botani sendiri, memproduksi benih dan
semaian sendiri, memelihara ternak (untuk mendapatkan manur, susu, telur,
daging, dll), membuat pakan ternak di kebun sendiri, saling pinjam-meminjam
peralatan dan mesin-mesin dengan tetangga sesama petani dan membeli peralatan
yang dibuat secara lokal daripada membeli yang impor, menggunakan bahan-bahan
konstruksi yang tersedia di daerah setempat (misalnya bengkel kompos, kandang
ternak, alat-alat dll), bergabung dengan petani lain membentuk usaha simpan
pinjam agar terhindar dari jeratan tengkulak dengan bunga yang mencekik leher.
H.
Elastisitas Produk dan Hubungan
produk total, produk rata-rata, dan produk Marginal
a.
Pengertian Kenaikan Hasil Berkurang
Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil
berkurang (Law of Diminishing Returns) disingkat dengan LDR. LDR berlaku di
sektor pertanian dan di luar pertanian. LDR berbunyi sebagai berikut:
“Bila satu faktor produksi ditambah terus dalam suatu
proses produksi, ceterisparibus, maka mula-mula terjadi kenaikan hasil,
kemudian kenaikan hasil itu menurun, lalu kenaikan hasil nol dan akhirnya
kenaikan hasil negatif.”
Ceteris paribus artinya hal-hal lain bersifat tetap,
faktor produksi lain tetap jumlahnya,hanya satu variabel tertentu yang berubah
jumlahnya. Selain jumlah atau kuantitas maka kualitas faktor produksi itu juga
sama.
Dalam LDR ini terdapat istilah-istilah produksi sebagai berikut:
1. TP (total product)
atau produksi total yaitu jumlah produksi pada level pemberianinput tertentu.
Input adalah faktor produksi atau bagian/unsur faktor produksi,misalnya input
pupuk adalah bagian dari faktor produksi modal, luas lahan adalahbagian dari
faktor produksi alam.
2. AP (average product)
hasil rata-rata atau produksi rata-rata yaitu jumlah hasildibagi dengan jumlah
input yang dipakai. Kalau AP tenaga kerja (labor) disingkatdengan APL (Average
Product of Labor), kalau AP modal capital disingkat dengan APC (Average Product
of Capital).
3. MP (marginal
product) atau produk marjinal yaitu kenaikan hasil yang disebabkan oleh
kenaikan atau pertambahan satu unit input. MP labor disingkat dengan MPL
(Marginal Product of Labor) dan MP capital disingkat dengan MPC(Marginal
Product of Capital), dan sebagainya.
LDR dapat dijelaskan bila satuan input dan output dalam
satu proses produksi adalah kuantitatif, bila satuannya kualitatif sulit
diterangkan, walaupun dalam proses produksi itu LDR berlaku. Kuantitatif
artinya dapat diukur dengan satuan tertentu, misalnya jumlah output dan input
dalam satuan Kg, Liter, hektar dan sebagainya. Kalau satuan hasil (output)
maupun satuan input tidak secara kuantitatif, misalnya produksi sangat baik atau
kurang baik, satuan input misalnya sangat banyak, agak kurang, maka LDR tidak dapat
menjelaskannya. Ingat bahwa LDR berlaku jika hanya satu input yang berubah atau
bertambah atau berkurang,misalnya hanya jumlah pupuk yang bertambah dari 100 kg
per hekta menjadi 150 kg perhektar, jenis pupuknya adalah sama, factor-faktor
yang lainnya adalah tetap. Faktor-faktorlain itu misalnya penyiangan tanaman,
penyemprotan hama (dalam fisik dan biayanyamodal) dan lain-lain. Kalau jumlah
labor dan modal sama-sama berubah maka LDR tidak dapat berfungsi.
Elastisitas Produksi:
Elastisitas produksi, disingkat
dengan Ep, adalah suatu konsep yang menyatakan perbandingan persentase
perubahan jumlah output (Y) dengan persentase perubahan jumlah input (X). Atau
secara singkat dapat dinyatakan:
Ep =
Dengan kata lain :
Ep =
AP = Y/X, jadi 1/AP = (1)/(Y/X)
= (1)/(AP)
Pada kurva LDR, pada titik
optimum nilai Ep = 1, maka pada titik itu atau pada saat perpotongan kurva MP
dengan kurva AP sehingga diperoleh nilai MP = AP. Pada titik maksimum TP
terdapat nilai EP = 0, dan nilai MP = 0. Dengan demikian daerah efisien pada LDR
terletak antara:
1≤ Ep ≥1
Kurva LDR yang telah digambarkan
adalah penjelasan teoritis. Kenyataannya di lapangan tidaklah pernah diperoleh
daerah kurva inefisien, bahkan titik maksi-mum juga jarang diperoleh, kecuali
dengan sengaja dibuat percobaan.
No comments:
Post a Comment